Friday, 3 September 2010

KULTUM2

AKTIVITAS POTENSIAL DI BULAN SUCI
Setiap bulan puasa kaum muslimin banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat positif diantaranya yaitu tilawah, qiraah dan tadarus al-Quran.
Tilawah adalah membaca tanpa mengetahui artinya, akan lebih tepat kalau diartikan melafalkan. Kita mengenal adaanya kegiatan musabaqoh tilawahtil Quran berarti lomba melafalkan al Quran. Lomba melafalkan al-Quran dengan ucapan dan lagu yang baik. Meskipun hanya tilawah, Allah akan membalas nya dengan 10 kebaikan setiap huruf yang mereka baca. Apalagi jika dilakukan di bulan puasa maka akan dilipat gandakan kebaikan itu.
Rasulullah bersabda “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi)
Qiraah adalah membaca dengan memahami isinya. Pembaca tahu artinya dan sadar apa yang sedang diucapkan. “Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari). Tadarus adalah membaca untuk mengkaji dan melakukan studi. Dalam kajian perlu berfikir (tafakur) dan melibatka berbagai pakar dalam berbagai bidang (ekonomi, kesehatan, pendidikan, peperangan, dsb). Oleh karena itu tadarus harus dilakukan secara berjamaah (kolektif). “Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Ta’ala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud)
Tadarus akan menghasilkan berbagai teori dan strategi. Teori dan strategi ini akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang disebut tadabur. Jadi tadabur adalah usaha yang teratur/sistematis untuk memahami Al Qur’an, sehingga dapat melakukan petunjuk Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Bulan puasa sangat ideal untuk melakukan tadarus yang hasilnya akan segera diterapkan di sebelas bulan mendatang. Orang yang sedang berpuasa akan sangat berpengaruh dalam kejernihan dan kemurnian berpikir. Di saat dia mengatakan “ana soimun” berarti dia akan berkata jujur sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Pikiran-pikiran untuk mengelabui dan menipu lawan bicara tidak akan muncul. Dorongan untuk menjadi dermawan sangat tinggi, memberi dan meminta maaf sangatlah ringan untuk dilakukan. Rasa kasih sayang dan kepedulian terhadaap sesama manusia dan alam juga meningkat.
Jika potensi ide, perilaku dan waktu digunakan dengan baik dan dituangkan dalam suatu bentuk perencanaan yang cermat dan smart maka akan menghasilkan strategi atau teori yang jika diterapkan dalam sebelas bulan mendatang akan menghasilkan buah yang rahmatan lil ngalamin.

No comments: