Sunday 5 September 2010

KULTUM3

Beribadah Secara Efektif dan Efisien
Menurut teori kebangrutan: di yaumul hisab kelak akan dijumpai adanya orang yang semasa hidupnya banyak beribadah namun pahalanya biasa-biasa saja dan ada yang beribadah kelihatannya biasa-biasa saja namun pahalanya banyak.
Diperlukan orang cerdas, siapakah orang yang cerdas itu?
Dari Syaddan bin Aus ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Orang yang cerdas itu adalah yang menghitung dirinya di dunia sebelum dihitung di hari kiamat. Dan yang bekerja untuk masa sesudah kematiannya. Dan orang yang lemah itu adalah yang mengikuti hawa nafsunya tapi berharap kepada Allah .
Diriwayatkan bahwa Umar ra berkata, Hitung-hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung di hari kiamat.
Perhitungan pahala ini mungkin agak sulit dilakukan karena ini melibatkan ilmu matematika yang kompleks. Tetapi hal ini bisa dilakukan. Dan bahasan ini menarik karena juga menafsirkan di surga atau neraka mana kita nanti akan masuk. Perhitungan pahala berbeda dengan perhitungan matematika umumnya. ,perhitungan pahala ini memiliki variabel-variabel pengganggu yang perlu diperhatikan seperti halnya mengharapkan pujian atau dikenal dengan 'riya' yang tentunya akan merusak nilai pahala.
Sebagai orang yang cerdas marilah kita bersama-sama menghitung-hitung diri apakah amalan kita selama ini sudah efektif dan efisien?
Efektif adalah perbandingan antara target dan pencapaiannya.
Untuk mencapai suatu target biasanya melalui tahapan tahapan atau langkah langkah yang harus dilalui. Seseorang dikatakan efektif shalatnya jika dia telah melalui tahapan syarat syah serta fardu dan rukunnya shalat. Syarat syah shalat adalah; mengetahui waktu shalat, suci dari hadats kecil dan besar, suci (badan, pakian, dan tempat shalat), menutup aurat. Sedangkan fardhu dan rukun shalat adalah; niat, takbiratul ihram, berdiri, membaca surat alfatihah pada setiap rakaat, rukuk, bangkit dari rukuk dan i’tidal dengan tuma’ninah, sujud, tahiat akhir dan membaca tasyahud, mengucapkan salam. Seseorang dikatakan berpuasa secara efektif jika dia berniat puasa dan bisa menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Efisien adalah perbandingan terbaik antara hasil yang di peroleh dengan kegiatan yang di lakukan dan waktu yang di gunakan.
Efisiens = Output dibagi Input
Di dalam Islam ada waktu yang diistimewakan, meskipun kita melakukan suatu kegiatan yang sama volume dan durasi waktunya (input) namun pahalanya (output) berbeda. Waktu tersebut adalah:
1. Disaat berpuasa
Beribadah pada saat berpuasa akan mendapatkan pahala yang berlipat karena mereka beribadah di dalam beribadah. Durasi berpuasa cukup panjang dan didalamnya kita bisa berbuat apa saja yang bermanfaat. Di saat kita berpuasa dan melaksanakan shalat maka kita akan mendapat pahala shalat dan puasa. Dan oleh karena itu maka orang yang tidur dalam keadaan berpuasa juga mendapat pahala ya pahala puasa itu. Bukan pahala tidurnya.
2. Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah jelas dilipatkan menjadi 27 derajat dibandingkan dengan shalat sendiri. Tenaga dan waktu yang terpakai sama tapi pahala berlipat 27 kali.
3. Shalat Isya
Diriwayatkan Muslim dari Ustman bin Affan RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang shalat Isya’ berjama’ah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barang siapa shalat Subuh berjama’ah (atau dengan shalat isya’) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh”. (HR Muslim)
Untuk itu selalu berusaha untuk shalat Isya dan Subuh berjamaah karena ada nilai efisien bila dibandingkan dengan shalat lainnya. Namun demikian jangan meninggalkan shalat jamaah lainnya.
4. Shalat sebelum Shubuh
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Aisyah :
“Dua raka’at fajar (shalat sunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia seisinya.” (HR Muslim).
Pernah, salah seorang penguasa Yahudi menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat Subuh mencapai jumlah jamaah shalat Jum’at.
Disampin itu juga ada waktu-waktu yang istimewa untuk berdoa sehingga doanya mudah dikabulkan yaitu:
5. Sepertiga malam, waktu diantara adzan dan iqomah, ketika sujud, sehabis shalat fardlu, sedang berpuasa, malam lailatul qodar, sepanjang hari jum’at, diwaktu haji/umrah, ketika ayam berkokok, sedang hujan deras, di hari arafah.
Marilah kita berusaha untuk melaksanakan ibadah secara efektif dan efisien sehingga tenaga dan waktu yang kita keluarkan tidak sia-sia bahkan berlipat ganda pahalanya. Amien.

Friday 3 September 2010

KULTUM2

AKTIVITAS POTENSIAL DI BULAN SUCI
Setiap bulan puasa kaum muslimin banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat positif diantaranya yaitu tilawah, qiraah dan tadarus al-Quran.
Tilawah adalah membaca tanpa mengetahui artinya, akan lebih tepat kalau diartikan melafalkan. Kita mengenal adaanya kegiatan musabaqoh tilawahtil Quran berarti lomba melafalkan al Quran. Lomba melafalkan al-Quran dengan ucapan dan lagu yang baik. Meskipun hanya tilawah, Allah akan membalas nya dengan 10 kebaikan setiap huruf yang mereka baca. Apalagi jika dilakukan di bulan puasa maka akan dilipat gandakan kebaikan itu.
Rasulullah bersabda “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi)
Qiraah adalah membaca dengan memahami isinya. Pembaca tahu artinya dan sadar apa yang sedang diucapkan. “Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari). Tadarus adalah membaca untuk mengkaji dan melakukan studi. Dalam kajian perlu berfikir (tafakur) dan melibatka berbagai pakar dalam berbagai bidang (ekonomi, kesehatan, pendidikan, peperangan, dsb). Oleh karena itu tadarus harus dilakukan secara berjamaah (kolektif). “Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Ta’ala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud)
Tadarus akan menghasilkan berbagai teori dan strategi. Teori dan strategi ini akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang disebut tadabur. Jadi tadabur adalah usaha yang teratur/sistematis untuk memahami Al Qur’an, sehingga dapat melakukan petunjuk Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Bulan puasa sangat ideal untuk melakukan tadarus yang hasilnya akan segera diterapkan di sebelas bulan mendatang. Orang yang sedang berpuasa akan sangat berpengaruh dalam kejernihan dan kemurnian berpikir. Di saat dia mengatakan “ana soimun” berarti dia akan berkata jujur sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Pikiran-pikiran untuk mengelabui dan menipu lawan bicara tidak akan muncul. Dorongan untuk menjadi dermawan sangat tinggi, memberi dan meminta maaf sangatlah ringan untuk dilakukan. Rasa kasih sayang dan kepedulian terhadaap sesama manusia dan alam juga meningkat.
Jika potensi ide, perilaku dan waktu digunakan dengan baik dan dituangkan dalam suatu bentuk perencanaan yang cermat dan smart maka akan menghasilkan strategi atau teori yang jika diterapkan dalam sebelas bulan mendatang akan menghasilkan buah yang rahmatan lil ngalamin.