Bahasa Inggris bagi sebagian siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang agak sulit. Banyak diantara mereka yang mencoba menghindar jika ada pelajaran bahasa Inggris atau setidaknya merasa senang jika guru mata pelajaran bahasa Inggris tidak hadir di kelasnya. Banyaknya vocabulary yang belum mereka kuasai dan aturan susunan kalimat berupa grammar atau structure yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia membuat pusing para siswa. Belum lagi ditambah bunyi yang kadang tidak ajeg untuk tiap huruf dalam pelafalannya. Mereka berpendapat English is crazy.
Lain halnya dengan siswa kelas imersi, semua kesulitan dalam belajar bahasa Inggris dianggap sebagai tantangan. Permasalahan dalam belajar bahasa Inggris bukannya dihindari tapi malah sebaliknya harus dihadapi. Membayar mahal dan pulang malam pun mereka lakukan agar bisa menguasai bahasa Inggris.
Bahasa Inggris digunakan sebagai alat komunikasi internasional dan alat untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Bahasa Inggris adalah jendela untuk melihat cakrawala dunia. Lepas dari pemikiran bahwa bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional, rupanya para siswa kelas imersi sudah sadar bahwa kita sekarang hidup pada era digital dan global yang tidak bisa lepas dari bahasa Inggris. Ini artinya mereka berpikir bahwa penguasaan bahasa Inggris bukan sekedar untuk kepentingan sesaat menghadapai ujian nasional tetapi mereka lebih mempersiapkan diri dengan bahasa Inggris untuk masa depan mereka. Ekstrimnya mereka mengatakan, ”Our future depends on our English”.
Memperhatikan minat dan motivasi para siswa kelas imersi yang tinggi, maka SMP Negeri 2 Purwokerto berusaha memberikan pelayanan dan fasilitas yang memadai. Sebagai salah satu penyelenggara kelas imersi, sekolah yang berlokasi di Jalan Gereja Nomor 20 Purwokerto ini terus berbenah diri dengan melengkapi fasilitas pembelajaran yang bertaraf internasional. Pengadaan laboratorium bahasa, ruang multimedia, jaringan internet dan pemasangan LCD projector di setiap kelas merupakan upaya untuk mempermudah siswa dalam belajar. Bahkan sekolah ini sampai melakukan kerjasama dengan Australian Volunteers International (AVI) untuk mendatangkan seorang guru bahasa Inggris dari Australia sebagai English native speaker.
Terence Jacobson adalah orang Australia pertama yang menjadi guru di SMP Negeri 2 Purwokerto. Sekolah yang berdiri tahun 1950 ini sudah beberapa kali dikunjungi orang asing. Namun biasanya hanya sekedar melihat bagaimana siswa belajar. Terence Jacobson biasanya di panggil Terence atau Mr. Jacobson mengajar di SMP Negeri 2 Purwokerto selama 7 bulan. Dia dikenal sebagai guru yang ramah, senang bergurau dan sabar. Para siswa merasa senang belajar bahasa Inggris bersamanya. Sifatnya yang ramah dan sabar membuat siswa tidak segan untuk menyapa dan bertanya jika ada kesulitan. Kesenangannya bercanda membuat siswa tidak takut berbicara meskipun kadang tidak nyambung.
Mengapa Bapak HM Ardani,M.Pd. sebagai kepala sekolah repot-repot mendatangkan orang Australia ke sekolahnya? Apakah manfaat yang bisa dipetik dari kedatangan Terence ke SMP Negeri 2 Purwokerto? Apa dampaknya terhadap guru, karyawan dan siswanya?
Banyak hal yang bisa dipetik dari kedatangan Terence Jacobson ke SMP Negeri 2 Purwokerto. Dengan melakukan kerjasama dengan AVI, Bapak Ardani secara langsung memperkenalkan kepada masyarakat dunia, khususnya Australia bahwa di belahan dunia ini ada sebuah sekolah yang bernama SMP Negeri 2 Purwokerto. Melalui AVI keberadaan SMP Negeri 2 Purwokerto diiklankan di seluruh pelosok Australia. Di samping itu, beliau juga memperkenalkan Program Imersi yang diselenggarakan di beberapa sekolah sebagai program unggulan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Guru kelas imersi merasa senang dan beruntung atas kedatangan Terence di sekolahnya. Beberapa istilah yang selama ini dicari-cari bisa ditanyakan kepada beliau. Bahkan kadang Terence ikut masuk ke dalam kelas imersi untuk mendampingi beberapa guru saat mengajar. Dari kegiatan ini bisa diperoleh temuan-temuan yang dirasa kurang tepat. Usai pelajaran pun mereka berdiskusi untuk melakukan perbaikan di pertemuan berikutnya.
Peningkatan kompetensi bahasa Inggris guru imersi tidak hanya pendampingan saat mengajar. Setelah kegiatan sekolah selesai, para guru masih dibimbing oleh Terence untuk lebih memperdalam ungkapan-ungkapan bahasa Inggris yang digunakan dalam kegitan sehari-hari. Dengan cara mendengarkan apa yang dikatakan oleh Terence dan menanggapai ucapan-ucapan beliau saja sebetulnya sudah merupakan kemajuan luar biasa bagi para guru dalam belajar bahasa Inggris. Keberanian mereka berkomunikasi dengan seorang native speaker merupakan modal yang sangat baik untuk meningkatkan rasa percaya diri menggunakan bahasa Inggris di depan para muridnya.
Tenaga kependidikan merupakan faktor yang penting untuk mendukung terciptanya sekolah sebagai English speaking area. Oleh karena itu mereka juga mendapat kesempatan berlatih bahasa Inggris bersama Terence. Materi yang diajarkan ditekankan pada hal yang berkaitan dengan cara menerima tamu dan melayani para siswa. Dengan menguasai bahasa Inggris yang baik dan benar, para tenaga kependidikan bisa memberikan pelayanan yang lebih terhadap kliennya.
Pihak yang paling diuntungkan adanya Terence di SMP Negeri 2 Purwokerto adalah para siswanya. Belajar bahasa Inggris bersama English native speaker di dalam kelas merupakan hal yang sangat langka bagi siswa SMP di Indonesia. Kesempatan ini merupakan unforgettable experience bagi mereka karena belum tentu bisa menemukan hal yang sama di jenjang pendidikan selanjutnya. Kemampuan mereka bisa berkomunkasi dengan English native speaker membuat lebih percaya diri dalam pergaulan dan kebanggaan tersendiri terhadap almamaternya.
Lain halnya dengan siswa kelas imersi, semua kesulitan dalam belajar bahasa Inggris dianggap sebagai tantangan. Permasalahan dalam belajar bahasa Inggris bukannya dihindari tapi malah sebaliknya harus dihadapi. Membayar mahal dan pulang malam pun mereka lakukan agar bisa menguasai bahasa Inggris.
Bahasa Inggris digunakan sebagai alat komunikasi internasional dan alat untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Bahasa Inggris adalah jendela untuk melihat cakrawala dunia. Lepas dari pemikiran bahwa bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional, rupanya para siswa kelas imersi sudah sadar bahwa kita sekarang hidup pada era digital dan global yang tidak bisa lepas dari bahasa Inggris. Ini artinya mereka berpikir bahwa penguasaan bahasa Inggris bukan sekedar untuk kepentingan sesaat menghadapai ujian nasional tetapi mereka lebih mempersiapkan diri dengan bahasa Inggris untuk masa depan mereka. Ekstrimnya mereka mengatakan, ”Our future depends on our English”.
Memperhatikan minat dan motivasi para siswa kelas imersi yang tinggi, maka SMP Negeri 2 Purwokerto berusaha memberikan pelayanan dan fasilitas yang memadai. Sebagai salah satu penyelenggara kelas imersi, sekolah yang berlokasi di Jalan Gereja Nomor 20 Purwokerto ini terus berbenah diri dengan melengkapi fasilitas pembelajaran yang bertaraf internasional. Pengadaan laboratorium bahasa, ruang multimedia, jaringan internet dan pemasangan LCD projector di setiap kelas merupakan upaya untuk mempermudah siswa dalam belajar. Bahkan sekolah ini sampai melakukan kerjasama dengan Australian Volunteers International (AVI) untuk mendatangkan seorang guru bahasa Inggris dari Australia sebagai English native speaker.
Terence Jacobson adalah orang Australia pertama yang menjadi guru di SMP Negeri 2 Purwokerto. Sekolah yang berdiri tahun 1950 ini sudah beberapa kali dikunjungi orang asing. Namun biasanya hanya sekedar melihat bagaimana siswa belajar. Terence Jacobson biasanya di panggil Terence atau Mr. Jacobson mengajar di SMP Negeri 2 Purwokerto selama 7 bulan. Dia dikenal sebagai guru yang ramah, senang bergurau dan sabar. Para siswa merasa senang belajar bahasa Inggris bersamanya. Sifatnya yang ramah dan sabar membuat siswa tidak segan untuk menyapa dan bertanya jika ada kesulitan. Kesenangannya bercanda membuat siswa tidak takut berbicara meskipun kadang tidak nyambung.
Mengapa Bapak HM Ardani,M.Pd. sebagai kepala sekolah repot-repot mendatangkan orang Australia ke sekolahnya? Apakah manfaat yang bisa dipetik dari kedatangan Terence ke SMP Negeri 2 Purwokerto? Apa dampaknya terhadap guru, karyawan dan siswanya?
Banyak hal yang bisa dipetik dari kedatangan Terence Jacobson ke SMP Negeri 2 Purwokerto. Dengan melakukan kerjasama dengan AVI, Bapak Ardani secara langsung memperkenalkan kepada masyarakat dunia, khususnya Australia bahwa di belahan dunia ini ada sebuah sekolah yang bernama SMP Negeri 2 Purwokerto. Melalui AVI keberadaan SMP Negeri 2 Purwokerto diiklankan di seluruh pelosok Australia. Di samping itu, beliau juga memperkenalkan Program Imersi yang diselenggarakan di beberapa sekolah sebagai program unggulan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Guru kelas imersi merasa senang dan beruntung atas kedatangan Terence di sekolahnya. Beberapa istilah yang selama ini dicari-cari bisa ditanyakan kepada beliau. Bahkan kadang Terence ikut masuk ke dalam kelas imersi untuk mendampingi beberapa guru saat mengajar. Dari kegiatan ini bisa diperoleh temuan-temuan yang dirasa kurang tepat. Usai pelajaran pun mereka berdiskusi untuk melakukan perbaikan di pertemuan berikutnya.
Peningkatan kompetensi bahasa Inggris guru imersi tidak hanya pendampingan saat mengajar. Setelah kegiatan sekolah selesai, para guru masih dibimbing oleh Terence untuk lebih memperdalam ungkapan-ungkapan bahasa Inggris yang digunakan dalam kegitan sehari-hari. Dengan cara mendengarkan apa yang dikatakan oleh Terence dan menanggapai ucapan-ucapan beliau saja sebetulnya sudah merupakan kemajuan luar biasa bagi para guru dalam belajar bahasa Inggris. Keberanian mereka berkomunikasi dengan seorang native speaker merupakan modal yang sangat baik untuk meningkatkan rasa percaya diri menggunakan bahasa Inggris di depan para muridnya.
Tenaga kependidikan merupakan faktor yang penting untuk mendukung terciptanya sekolah sebagai English speaking area. Oleh karena itu mereka juga mendapat kesempatan berlatih bahasa Inggris bersama Terence. Materi yang diajarkan ditekankan pada hal yang berkaitan dengan cara menerima tamu dan melayani para siswa. Dengan menguasai bahasa Inggris yang baik dan benar, para tenaga kependidikan bisa memberikan pelayanan yang lebih terhadap kliennya.
Pihak yang paling diuntungkan adanya Terence di SMP Negeri 2 Purwokerto adalah para siswanya. Belajar bahasa Inggris bersama English native speaker di dalam kelas merupakan hal yang sangat langka bagi siswa SMP di Indonesia. Kesempatan ini merupakan unforgettable experience bagi mereka karena belum tentu bisa menemukan hal yang sama di jenjang pendidikan selanjutnya. Kemampuan mereka bisa berkomunkasi dengan English native speaker membuat lebih percaya diri dalam pergaulan dan kebanggaan tersendiri terhadap almamaternya.
No comments:
Post a Comment